MAKALAH
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
PENDEKATAN, TEKNIK, DAN METODE
PEMBELAJARAN
Oleh
:
Gede
Aprianto NIM.
1215071014 /TA : 2012
JURUSAN
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS
TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur yang
sebesar-besarnya penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat Beliau lah makalah ini bisa diselesaikan seperti sekarang
ini. Pada makalah ini penulis akan menyajikan dan membahas tentang “Problem
Based Learning, Pendekatan, Teknik, dan Metode Pembelajaran”, dimana hal ini
merupakan dasar yang sangat penting kedepannya dalam kita menentukan cara
mengajar sebagai seorang calon pendidik.
Problem Based Learning
(PBL) atau yang lebih di kenal dalam bahasa Indonesia dengan Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah salah satubentuk dari pendekatan pembelajaran denagn
memberikan suatu masalah yang harus diselesaikan oleh peserta didik, sehingga
merangsang nalar peserta didik untuk berkembang dengan arahan dari pendidik.
Selain dengan pendekatan yang digunakan, tentunya masih ada teknik dan metode
yang harus digunakan agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat diterima
dengan baik oleh peserta didik. Dalam makalah ini akan di bahas hal-hal yang
berkaitan dengan pendekatan (problem based learning), teknik, dan juga metode
pembelajaran yang sering digunakan. Dengan demikian setidaknya sebagai pendidik
kita dapat merancang suatu pembelajaran yang baik dan bisa diterima oleh
peserta didik kita.
Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca, terutama kita sebagai calon pendidik yang akan
selalu memerlukan strategi di dalam proses pembelajaran.
Terima kasih.
Singaraja, 29
September 2013
Penulis
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1.Latar
Belakang
1
1.2.Rumusan
Masalah
2
1.3.Tujuan
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
2.1.Pendekatan
Pembelajaran
3
2.2.Metode
Pembelajaran
4
2.3.Teknik
Pembelajaran
10
2.4.Problem
Based Learning (PBL)
12
2.5.Pembelajaran
Konvensional
16
2.6.Perbandingan Antara
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan Pembelajaran Konvensional
17
BAB III. PENUTUP
20
3.1.Simpulan
20
3.2.Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam konteks pembelajaran, kita tentu tidak asing dengan
istilah-istilah pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Namun banyak
diantara para mahasiswa pendidikan (calon guru) dan bahkan para guru yang tidak
memahami secara mendalam sehingga tidak bisa memberikan penjelasan apa
sebenarnya persamaan dan perbedaan dari istilah-istilah tersebut. Sebagian
mereka memahami sama terhadap istilah-istilah tersebut. Sebagian yang lain
menganggap berbeda terhadap istilah-istilah tersebut, tetapi tidak mampu
menjelaskan bagaimana perbedaannya.
Persoalan-persoalan itu ternyata belum banyak dibahas bahkan
belum ada yang membahas dalam pengajaran. Sebagai jawaban atas persoalan
tersebut adalah bergantung pada sifat materi pelajaran dan tujuan pengajaran.
Karena suatu metode dalam pembelajaran baru dapat ditentukan setelah
ditentukannya materi atau bahan pelajaran dan bahan pelajaran baru dapat
ditentukan setelah ditentukannya tujuan. Begitu pula dengan pendekatan dan
teknik yang digunakan, tentunya akan berbeda-beda. Hal ini dikarenakan terdapat
perbedaan karakteristik dari peserta didik yang satu dengan peserta didik
lainnya. Begitu pula kondisi suatu kelompok yang satu dengan kondisi kelompok
lainnya.
Selain itu terdapat pula pembahasan tentang Problem Based
Learning, yang tentunya memiliki perbedaan dengan Pembelajaran Konvensional.
Namun sebenarnya jika mampu menerapkan keduanya secara bersamaan, maka akan
ditemukan suatu kombinasi pembelajaran yang mampu nantinya diterima dengan baik
dan dicerna pula dengan baik oleh peserta didik.
Dalam pembahasan pada BAB II berikut, akan dijelaskan perbe daan
antara pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran.
Juga dengan membandingkan antara Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dengan
Pembelajaran Konvensional.
1.2.Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
yang ditemukan dari latar belakang masalah diatas adalah sebagai berikut :
1.
Apa itu Pendekatan Pembelajaran?
2.
Apa itu Metode Pembelajaran?
3.
Apa itu Teknik Pembelajaran?
4.
Apa perbedaan antara Problem Based
Learning dengan Pembelajaran Konvensional?
1.3.Tujuan
Bedasarkan atas latar belakang dan
rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1.
Kita mengetahui apa yang dimaksud dengan
Pendekatan Pembelajaran.
2.
Kita mengetahui apa yang dimaksud dengan
Metode Pembelajaran.
3.
Kita mengetahui apa yang dimaksud dengan
Teknik Pembelajaran.
4.
Kita dapat membedakan antara Problem
Based Learning dengan Pembelajaran Konvensional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
Mendefinisikan
pendekatan pembelajaran
perlu dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut, berikut ini ada
beberapa pengertian pendekatan pembelajaran dari para ahli :
Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan,
“sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”.
Menurut Suharno,
Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998: 25) bahwa, “pendekatan pembelajaran
diartikan model pembelajaran”.
Sedangkan pembelajaran menurut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran atau intruction
merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar
dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan
belajar mengajar”.
Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung
pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik,
tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik
mempelajarinya”.
Menurut Taufik (2010:12) pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pemebelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya sudatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalanya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
yairtu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasu atau berpusat pada
peserta didik (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Menurut Suyono dan
Hariyanto(2011:18),
pendekatan
pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang saling berhubungan dan
terkait dengan sifat pembelajaran. Suatu pendekatan bersifat aksiomatik dan
menggambarkan sifat-sifat dan ciri khas suatu pokok bahasan yang diajarkan.
Dalam pengerlian pendekatan pembelajaran tergambarkan latar psikologis dan
latar pedagogis dari pilihan metode pembelajaran yang akan digunakan dan
diterapkan oleh gum bersama siswa.
Akhmad Sudrajat mendefinisikan
pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Wahjoedi (1999 121) mengartikan bahwa, “pendekatan
pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia
dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar
secara optimal”.
Menurut Syaifuddin
Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan
ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu
satuan instruksional tertentu”.
Berdasarkan atas beberapa pengertian
pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran
merupakan cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses
pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu:
(1)
pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach)
(2)
pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
2.2. Metode pembelajaran
Kata “metode” berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos,
yang berarti jalan atau cara. Dalam pembelajaran, metode didefinisikan dengan
“rencana penyajian pelajaran secara menyeluruh, dengan uruta yang sistematis
berdasarkan pendekatan tertentu.”
Dari
definisi tersebut, diketahui bahwa metode dalam pembelajaran merupakan turunan
atau penjabaran dari suatu pendekatan tertentu. Dengan demikian, maka dalam
pendekatan sudah pasti memiliki satu metode yang ada dalam suatu pendekatan itu
dan digunakan untuk mempresentasikan setiap materi pelajaran, dan dalam
menyampaikan suatu materi tentu dapat menggunakan semua metode yang ada dalam
suatu pendekatan.
Berikut ini beberapa pengertian metode pembelajaran oleh
para ahli :
Menurut Nana Sudjana
(2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran”.
Sedangkan M. Sobri
Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara
menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Menurut
Taufik (2010:13), metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pernbelajaran. Terdapat
beberapa metode pernbelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembeiajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi,
(4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainva.
Menurut Abdul
Aziz Wahab (2009:83). Metode dapat pula diartikan sebagai proses atau
prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui
makna belajar menjadi aktif. Dan yang Iebih penting lagi adalah jika metode
dapat dianggap sebagai suatu proses yang memungkinkan terjadinya belajar, maka
metode tentu akan terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dimaksud
pada metode tertentu dapat pula digunakan pada metode mengajar lainnya
Menurut Uno
(2008:2), metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan
guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut
Smaldiono yang dikutip oleh Pribadi (2010:42) metode pembelajaran
merupakan prosesatau prosedur yangh
digunakan oleh guru atau instruktur untuk mencapai tujuan atau kompetensi
Menurut Suyono dan Hariyanto(2011:18), Metode pembelajaran adalah seluuh
perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran terrnasuk
pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat
dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau
cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran.
Berdasarkan
beberapa pengertian dari para ahli tersebut, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, vaitu berisi tahapan
tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat
implementatif. Dengan kata lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru
adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.
Dalam memilih metode pembelajaran ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan (Suryobroto 1986, diacu dalam solihatin 2007) adalah :
a.
Tujuan yang akan dicapai,
b.
Bahan yang akan diberikan,
c.
Waktu dan perlengkapan yang tersedia,
d.
Kemampuan dan banyaknya murid,
e.
Kemampuan guru mengajar.
Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya :
a.
Metode Ceramah
Metode pembelajaran
ceramah adalah penerangan secara lisan atas
bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh
Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode
ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan
Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan
belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode pembelajaran
diskusi adalah proses pelibatan dua orang
peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau
saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979:
251).
Menurut
Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah
lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode
diskusi.
c.
Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran
demontrasi merupakan
metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana
proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode
pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar
yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas
sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat
kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
·
Perhatian
siswa dapat lebih dipusatkan.
·
Pengalaman
dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
·
Siswa
kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
·
Tidak
semua benda dapat didemonstrasikan.
·
Sukar
dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.
d.
Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran
Ceramah Plus adalah
metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah
yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus,
diantaranya yaitu:
·
Metode
ceramah plus tanya jawab dan tugas
·
Metode
ceramah plus diskusi dan tugas
·
Metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
e.
Metode Resitasi
Metode Pembelajaran
Resitasi adalah suatu metode pengajaran
dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
·
Pengetahuan
yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat
lebih lama.
·
Peserta
didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung
jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
·
Kadang
kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil
pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
·
Kadang
kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
·
Sukar
memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
f.
Metode Eksperimental
Metode pembelajaran
eksperimental adalah
suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode
ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri
dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya
.
g.
Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode
study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta
didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya
peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil
kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
h.
Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan
(drill method) adalah
suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang
kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan
untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal:
membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk
kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
i.
Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran
beregu adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya
salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap
pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa
yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.
j.
Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama
teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
k.
Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving
(metode pemecahan masalah)
bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode
berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya
yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Metode problem
solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa
melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus
pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
l.
Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah
suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang
akan diteliti sebagai obyek kajian.
m.
Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan
menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi
dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.
n.
Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana
siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang
dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut
2.3. Teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran adalah cara
yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam melaksanakan metode pembelajaran. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dan kelas yang peserta
didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama. Berikut ini beberapa pengertian Teknik Pembelajaran
menurut beberapa ahli :
Menurut
Taufik (2010:14),
teknik
pembelaiaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Gerlach dan Ely yang dikutif oleh Uno (2008:2) teknik adalah jalan, alat,
atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke
arah tujuan yang ingin dicapai
Menurut Suyono dan Hariyanto(2011:21), teknik pembelajaran adalah upaya
untuk menjamin agar seluruh siswa di dalam kelas diberikan berbagai peluang
belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.
Wina Senjaya (2008) memberikan definisi, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifikMenurut Sudrajat (2008
: 1) mengemukakan bahwa teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, dan akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Berdasarkan atas pengertian beberapa pengertian diatas, teknik
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Sebagai gambaran, penerapan
metode role playing pada kelas yang siswanya memiliki orang tua dengan
rata-rata ekonomi tinggi, berbeda teknik perlakuannya terhadap siswa yang orang
tuanya dengan rata-rata ekonomi rendah. Juga penerapan metode debat untuk kelas
yang tergolong aktif, perlu digunakan teknik yang berbeda dibandingkan dengan
kelas yang siswanya pasif. Seorang guru dapat berganti-ganti teknik
pembelajaran walau dalam kerangka metode pembelajaran yang sama.
Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang
digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi penentuan teknik pembelajaran di antaranya:
situasi kelas, lingkungan, dan kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi
yang lain. Teknik pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu : Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua
bidang studi. Sedangkan Teknik khusus
adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan- bahan pelajaran
bidang studi tertentu.
2.4. Problem Based Learning (PBL)
2.4.1. Pengertian Problem Based
Learning (PBL)
Problem Based Learning merupakan suatu model pengajaran
dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik. Masalah autentik
dapat diartikan sebagai suatu masalah yang sering ditemukan siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan PBL siswa dilatih menyusun sendiri
pengetahuannya, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mandiri serta
meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu, dengan pemberian masalah autentik,
siswa dapat membentuk makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar dan
menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan lagi (Nurhadi
dalam Rusmiyati, 2007: 12).
Problem Based Learning dikenal dengan nama lain seperti
pembelajaran proyek (Proyect-based teaching), pendidikan berdasarkan
pengalaman (Experience-based education), pembelajaran autentik (Authentic
Learning), dan pembelajaran berakar pada kehidupan nyata (Anchored
Instruction).
Dalam pengajaran berdasarkan masalah guru berperan sebagai
panyaji, mengadakan dialog, membantu dan memberikan fasilitas penyelidikan.
Selain itu, guru juga memberikan dorongan dan dukungan yang dapat meningkatkan
pertumbuhan intelektual siswa. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam
pengajaran berdasarkan masalah adalah pemberian masalah kepada siswa yang
berfungsi sebagai motivasi untuk melakukan proses penyelidikan. Di sini guru
mengajukan masalah, membimbing dan memberikan petunjuk dalam memecahkan
masalah.
2.4.2. Sejarah Problem Based
Learning
Program
inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of McMaster
University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan
PBL di mcmaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat,
terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan
belajar berdasar masalah.
Kemudian
pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai
institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan
PBL di Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan (progress test) dan
pengenalan keterampilan medik sejak awal dimulainya program pendidikan. Dalam
perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara keseluruhan atau sebagian oleh
banyak fakultas kedokteran di dunia.
2.4.3. Ciri-ciri Problem Based
Learning
Pengajaran
berdasarkan masalah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Pengajuan
pertanyaan atau masalah
Pengajaran
berdasarkan masalah diawali dengan guru mengajukan pertanyaan dan masalah yang
secara sosial dianggap penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
2.
Terintegrasi
dengan disiplin ilmu yang lain
Meskipun
PBL berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, dan ilmu-ilmu
sosial), masalah yang akan diselidiki telah ditentukan secara pasti agar dalam
pemecahannya siswa meninjau dari banyak mata pelajaran.
3.
Penyelidikan
autentik
PBL
menuntut siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata
terhadap masalah nyata.
4.
Menghasilkan
produk/karya dan memamerkannya
PBL
menuntut siswa untuk menghasilkan produk yang mewakili bentuk pemecahan masalah
yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa laporan, model fisik, video,
maupun program komputer.
5.
Kerjasama
PBL
mempunyai ciri khusus yaitu siswa bekerja sama dalam kelompok kecil. Adapun
keuntungan bekerja sama dalam kelompok kecil di antaranya siswa dapat saling
memberikan motivasi dalam tugas-tugas kelompok dan dapat mengembangkan
keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
2.4.4. Pelaksanaan Problem Based
Learning
Pelaksanaan
model pengajaran berdasarkan masalah meliputi beberapa tahap antara lain:
1. Orientasi
siswa pada masalah
Guru
menyajikan masalah dengan jelas, sehingga memungkinkan siswa untuk terlibat
dalam identifikasi masalah. Masalah diajukan oleh guru merupakan masalah yang
dalam penyelesaiannya memungkinkan siswa untuk melihat, merasakan dan menyentuh
sesuatu yang dapat memunculkan ketertarikan dan memotivasi inkuiri. Orientasi
siswa pada masalah menentukan tahap selanjutnya sehingga masalah harus menarik
dan menimbulkan rasa ingin tahu.
2. Mengorganisasi
siswa untuk belajar
Siswa
dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan tingkat kemampuan yang
didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan.
3. Membimbing
penyelidikan individual dan kelompok
Siswa
melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah secara bebas dalam kelompoknya.
Guru bertugas mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
penyelidikan sampai mereka benar-benar memahami situasi masalahnya. Kemudian
siswa mengajukan penjelasan dalam berbagai hipotesis dan pemecahan masalah yang
diselidiki. Pada tahap ini guru mendorong semua ide, memerima sepenuhnya ide
tersebut dan membetulkan konsep-konsep yang salah.
4. Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
Siswa
dituntut untuk menghasilkan sebuah produk baik berupa laporan, model fisik,
video, maupun program komputer.
5. Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru
membantu menganalisis proses berpikir siswa, keterampilan penyelidikan dan
keterampilan intelektual siswa, kemudian guru menyimpulkan materi pembelajaran.
Jika
kita masukkan kedalam bentuk tabel maka sintaks pelaksanaan Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBL) adalah sebagai berikut ini :
Tabel
2.4.4.1 Sintaks Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Fase
|
Aktivitas
Guru
|
Aktivitas
Siswa
|
Fase
1.
Orientasi
siswa terhadap masalah autentik
|
Guru
menyampaikan tujuan belajar, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi menggunakan kemampuannya memecahkan masalah.
|
Siswa
mendengarkan tujuan belajar yang disampaikan oleh guru dan mempersiapkan
logistik yang diperlukan.
|
Fase
2.
Mengorganisasi
siswa dalam belajar
|
Guru
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
diangkat.
|
Siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang di angkat.
|
Fase
3.
Membantu
siswa secara individual atau kelompok dalam melaksanakan penelitian
|
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk memperoleh jawaban yang sesuai atas masalah.
|
Siswa
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan berusaha
menemukan jawaban atas masalah yang di angkat.
|
Fase
4.
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
|
Guru
membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya seperti laporan,
video, model-model dan membantunya untuk menyampaikan kepada teman lain.
|
Siswa
merencanakan dan menyiapkan karya, video, dan menyampaikannya pada teman
lain.
|
Fase
5.
Analisis
dan evaluasi proses pemecahan masalah.
|
Guru
membantu siswa melakukan refleksi kegiatan penyelidikannya dan proses yang
telah dilakukan
|
Siswa
melakukan refleksi kegiatan penyelidikannya dan proses yang dilakukan.
|
2.5. Pembelajaran Konvensional
2.5.1. Pengertian Pembelajaran
Konvensional
Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat
banyak digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Pembelajaran
konvesional. Pembelajaran konvensional mempunyai beberapa pengertian menurut
para ahli, diantaranya:
Djamarah (1996), metode pembelajaran konvensional
adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah,
karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam
pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi
dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.
Freire (1999), memberikan istilah terhadap
pengajaran seperti itu sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan ber “gaya bank”
penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian
informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan dihafal.
Menurut Ujang Sukandi (2003), mendefenisikan bahwa pendekatan
konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang
konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan
mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih
banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang
dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya
sebagai “pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendekatan konvensional
dapat dimaklumi sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada
guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran
lebih pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensi. Jika dilihat dari tiga
jalur modus penyampaian pesan pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran
konvensional lebih sering menggunakan modus telling (pemberian
informasi), ketimbang modus demonstrating (memperagakan), dan doing
direct performance (memberikan kesempatan untuk menampilkan unjuk kerja
secara langsung). Dalam kata lain, guru lebih sering menggunakan strategi atau
metode ceramah atau drill dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara
ketat. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dair
ketuntasannya menyampaikan seluruh meteri yang ada dalam kurikulum.
Seorang guru dituntut untuk menguasai berbagai model-model
pembelajaran, dimana melalui model pembelajaran yang digunakannya akan dapat
memberikan nilai tambah bagi anak didiknya. Selanjutnya yang tidak kalah
pentingnya dari proses pembelajarannya adalah hasil belajar yang optimal atau
maksimal. Memang, model pembelajaran konvensional ini tidak harus kita tinggal,
dan guru mesti melakukan model konvensional pada setiap pertemuan,
setidak-tidaknya pada awal proses pembelajaran dilakukan. Atau kita memberikan
kepada anak didik sebelum kita menggunakan model pembelajaran yang akan
dipergunakan.
2.5.2. Ciri-ciri Pembelajaran Konvensional
Secara
umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah:
-
Siswa
adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari
guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan dari informasi dan keterampilan
yang dimiliki sesuai dengan standar.
-
Belajar
secara individual
-
Pembelajaran
sangat abstrak dan teoritis
-
Perilaku
dibangun atas kebiasaan
-
Kebenaran
bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
-
Guru
adalah penentu jalannya proses pembelajaran
-
Perilaku
baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
-
Interaksi
di antara siswa kurang
-
Guru
sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
2.6. Perbandingan Antara
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan Pembelajaran Konvensional
Sebenarnya
setiap cara penyampaian suatu pembelajaran memiliki kelemahannya masing-masing.
Namun hal itulah yang hendaknya harus diatasi dengan memadukan antara kelebihan
yang satu dengan kelebuhan yang lain. Sehingga dapat ditemukan cara penyampaian
suatu pembelajaran yang baik dan mampu dicerna oleh peserta didik.
Problem Based Learning
|
Konvensional
|
Kelebihan
|
Kelebihan
|
-
Mendorong
kerjasama dalam menyelesaikan tugas
-
Mendorong
peserta didik melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain.
-
Melibatkan
peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri. Hal ini memungkinkan
peserta didik menjelaskan dan membangun pemahamannya sendiri mengenai
fenomena tersebut.
-
Membantu
peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri. Bimbingan pendidik kepada peserta
secara berulang-ulang, mendorong dan mengarahkan peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian masalah mereka sendiri. Dengan
begitu peserta didik belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri
dalam hidupnya kelak.
|
-
Berbagai
informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain, dengan penyampaian dari
pendidik yang memiliki keahlian di bidang yang di ajarkan.
-
Menyampaikan
informasi dengan cepat. Di karenakan pendidik secara langsung memberikan
pemahaman kepada peserta didik.
-
Membangkitkan
minat akan informasi, adanya keinginan peserta didik untuk bertanya kepada
pendidik.
-
Mengajari
peserta didik yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan.
-
Mudah
digunakan dalam proses belajar mengajar.
|
Kekurangan
|
Kekurangan
|
-
Kondisi
kebanyakan sekolah tidak kondusif untuk pendekatan PBL. Dalam pelaksanaannya,
PBL memerlukan sarana dan prasarana yang tidak semua sekolah memilikinya.
Sebagai contoh, banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium
cukup memadai untuk kelengkapan pelaksanaan PBL.
-
Pelaksanaan
PBL memerlukan waktu yang cukup lama. Standar 40-50 menit untuk satu jam
pelajaran yang banyak dijumpai di berbagai sekolah tidak mencukupi standar
waktu pelaksanaan PBL yang melibatkan aktivitas peserta didik di luar
sekolah.
-
Model
PBL tidak mencakup semua informasi atau pengetahuan dasar. Peserta didik
tidak dapat memperoleh pemahaman materi secara keseluruhan. Hal ini
disebabkan karena standar satu jam pelajaran di sekolah yang tidak mencukupi
untuk pelaksanaan PBL.
|
-
Tidak
semua peserta didik memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan.
Terkadang peserta didik akan merasa jenuh terhadap kegiatan belajar yang
dilakukan.
-
Sering
terjadi kesulitan untuk menjaga agar peserta didik tetap tertarik dengan apa
yang dipelajari
-
Peserta
didik tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu, hal ini
dikarenakan peserta didik tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran dan
cenderung bersifat pasif.
-
Penekanan
sering hanya pada penyelesaian tugas dan daya serapnya rendah dan cepat
hilang karena bersifat menghafal.
|
.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Berdasarkan atas pembahasan diatas, maka kesimpulan yang
dapat ditarik pada pembahasan tersebut adalah :
1.
Pendekatan
pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan
pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.
Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3.
Teknik
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
4.
Perbedaan
antara Problem Based Learning dengan Pembelajaran Konvensional adalah pada
Problem Based Learning, pembelajaran berpusat pada peserta didik, dimana guru
sebagai fasilitator dengan memberikan suatu masalah yang harus diselesaikan
oleh peserta didik dengan kemampuan maupun nalar mereka melalui kompetensi yang
mereka miliki, sedangkan Pembelajaran Konvensional dapat dimaklumi sebagai
pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih
banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran lebih pada penguasaan
konsep-konsep bukan kompetensi.
3.2.
Saran
Sebenarnya setiap
penyampaian suatu pembelajaran dengan pendekatan, teknik, metode pembelajaran
apapun memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun apabila
semuanya mampu dikombinasikan dan diterapkan secara bersama-sama tentunya akan
memperudah penyampaian suatu pembelajaran kepada peserta didik sehingga dapat
diterima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aminandar, Sinta. TT. Dalam http://www.slideshare.net/shintiaminandar/hakikat-pendekatan-model-metode-dan-teknik-pembelajaran.
Diakses pada 27 September 2013.
Anonim. 2012. Dalam http://mkhgfthj.blogspot.com/2012/10/definisi-model-pendekatan-strategi.html.
Diakses pada 26 September 2013.
Anonim. TT. Dalam http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/.
Diakses pada 25 September 2013.
Anonim. 2012. Dalam http://mi1kelayu.blogspot.com/2012/06/model-pembelajaran-problem-based.html.
Diakses pada 26 September 2013.
Anonim. 2021. Dalam http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-metode-dalam-pembelajaran.html.
Diakses pada 29 September 2013.
Citra, Bubud. TT. Dalam http://bubudcitra.wordpress.com/ipm/penjelasan-tentang-perbedaan-antara-pendekatan-strategi-metode-dan-teknik-sebagai-berikut/.
Diakses pada 26 September 2013.
Herdy. 2012. Dalam http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/.
Diakses pada 27 september 2013.
Kholik, Muhammad. 2011. Dalam http://muhammadkholik.wordpress.com
/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/. Diakses pada
27 September 2013.
Riyanti, Sin. 2012. Dalam http://sin-riyanti.blogspot.com/2012/10/pembelajaran-konvensional_5536.html.
Diakses pada 27 September 2013.
Sekai, Furaha. 2011. Dalam http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/06/pembelajaran-konvensional/.
Diakses pada 27 September 2013.
Widyanto, Putu.2011. Dalam http://putuwidyanto.wordpress.com/2011/01/14/
pembelajaran-konvensional/. Diakses pada 25 September 2013.
Wordpress.org. 2013. Dalam http://smpm17plus.wordpress.com/2013/01/11/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/. Diakses pada 28 September 2013.