Rabu, 01 Januari 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENDEKATAN, TEKNIK, DAN METODE PEMBELAJARAN

MAKALAH
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
PENDEKATAN, TEKNIK, DAN METODE PEMBELAJARAN



Oleh :
Gede Aprianto                       NIM. 1215071014      /TA : 2012


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat Beliau lah makalah ini bisa diselesaikan seperti sekarang ini. Pada makalah ini penulis akan menyajikan dan membahas tentang “Problem Based Learning, Pendekatan, Teknik, dan Metode Pembelajaran”, dimana hal ini merupakan dasar yang sangat penting kedepannya dalam kita menentukan cara mengajar sebagai seorang calon pendidik.
Problem Based Learning (PBL) atau yang lebih di kenal dalam bahasa Indonesia dengan Pembelajaran Berbasis Masalah adalah salah satubentuk dari pendekatan pembelajaran denagn memberikan suatu masalah yang harus diselesaikan oleh peserta didik, sehingga merangsang nalar peserta didik untuk berkembang dengan arahan dari pendidik. Selain dengan pendekatan yang digunakan, tentunya masih ada teknik dan metode yang harus digunakan agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Dalam makalah ini akan di bahas hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan (problem based learning), teknik, dan juga metode pembelajaran yang sering digunakan. Dengan demikian setidaknya sebagai pendidik kita dapat merancang suatu pembelajaran yang baik dan bisa diterima oleh peserta didik kita.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama kita sebagai calon pendidik yang akan selalu memerlukan strategi di dalam proses pembelajaran.
Terima kasih.



Singaraja, 29 September 2013


Penulis
  



Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 2
1.3.Tujuan 2
BAB II. PEMBAHASAN 3
2.1.Pendekatan Pembelajaran 3
2.2.Metode Pembelajaran 4
2.3.Teknik Pembelajaran 10
2.4.Problem Based Learning (PBL) 12
2.5.Pembelajaran Konvensional 16
2.6.Perbandingan Antara Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan Pembelajaran Konvensional 17
BAB III. PENUTUP 20
3.1.Simpulan 20
3.2.Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam konteks pembelajaran, kita tentu tidak asing dengan istilah-istilah pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Namun banyak diantara para mahasiswa pendidikan (calon guru) dan bahkan para guru yang tidak memahami secara mendalam sehingga tidak bisa memberikan penjelasan apa sebenarnya persamaan dan perbedaan dari istilah-istilah tersebut. Sebagian mereka memahami sama terhadap istilah-istilah tersebut. Sebagian yang lain menganggap berbeda terhadap istilah-istilah tersebut, tetapi tidak mampu menjelaskan bagaimana perbedaannya.
Persoalan-persoalan itu ternyata belum banyak dibahas bahkan belum ada yang membahas dalam pengajaran. Sebagai jawaban atas persoalan tersebut adalah bergantung pada sifat materi pelajaran dan tujuan pengajaran. Karena suatu metode dalam pembelajaran baru dapat ditentukan setelah ditentukannya materi atau bahan pelajaran dan bahan pelajaran baru dapat ditentukan setelah ditentukannya tujuan. Begitu pula dengan pendekatan dan teknik yang digunakan, tentunya akan berbeda-beda. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan karakteristik dari peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya. Begitu pula kondisi suatu kelompok yang satu dengan kondisi kelompok lainnya.
Selain itu terdapat pula pembahasan tentang Problem Based Learning, yang tentunya memiliki perbedaan dengan Pembelajaran Konvensional. Namun sebenarnya jika mampu menerapkan keduanya secara bersamaan, maka akan ditemukan suatu kombinasi pembelajaran yang mampu nantinya diterima dengan baik dan dicerna pula dengan baik oleh peserta didik.
Dalam pembahasan pada BAB II berikut, akan dijelaskan perbe daan antara pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran. Juga dengan membandingkan antara Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dengan Pembelajaran Konvensional.



1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ditemukan dari latar belakang masalah diatas adalah sebagai berikut :
1.      Apa itu Pendekatan Pembelajaran?
2.      Apa itu Metode Pembelajaran?
3.      Apa itu Teknik Pembelajaran?
4.      Apa perbedaan antara Problem Based Learning dengan Pembelajaran Konvensional?

1.3.Tujuan
Bedasarkan atas latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1.      Kita mengetahui apa yang dimaksud dengan Pendekatan Pembelajaran.
2.      Kita mengetahui apa yang dimaksud dengan Metode Pembelajaran.
3.      Kita mengetahui apa yang dimaksud dengan Teknik Pembelajaran.
4.      Kita dapat membedakan antara Problem Based Learning dengan Pembelajaran Konvensional.
 



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut, berikut ini ada beberapa pengertian pendekatan pembelajaran dari para ahli :
Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”.
Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998: 25) bahwa, “pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”.
Sedangkan pembelajaran menurut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran atau intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”.
Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”.
Menurut Taufik (2010:12) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang  kita terhadap proses pemebelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya sudatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalanya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.  Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yairtu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasu atau berpusat pada peserta didik (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Menurut Suyono dan Hariyanto(2011:18), pendekatan pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang saling berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran. Suatu pendekatan bersifat aksiomatik dan menggambarkan sifat-sifat dan ciri khas suatu pokok bahasan yang diajarkan. Dalam pengerlian pendekatan pembelajaran tergambarkan latar psikologis dan latar pedagogis dari pilihan metode pembelajaran yang akan digunakan dan diterapkan oleh gum bersama siswa.
Akhmad Sudrajat mendefinisikan pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Wahjoedi (1999 121) mengartikan bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”.
Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
Berdasarkan atas beberapa pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
(1)   pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
(2)   pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

2.2. Metode pembelajaran
Kata “metode” berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, yang berarti jalan atau cara. Dalam pembelajaran, metode didefinisikan dengan “rencana penyajian pelajaran secara menyeluruh, dengan uruta yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu.”
Dari definisi tersebut, diketahui bahwa metode dalam pembelajaran merupakan turunan atau penjabaran dari suatu pendekatan tertentu. Dengan demikian, maka dalam pendekatan sudah pasti memiliki satu metode yang ada dalam suatu pendekatan itu dan digunakan untuk mempresentasikan setiap materi pelajaran, dan dalam menyampaikan suatu materi tentu dapat menggunakan semua metode yang ada dalam suatu pendekatan.
Berikut ini beberapa pengertian metode pembelajaran oleh para ahli :
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Menurut Taufik (2010:13), metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pernbelajaran. Terdapat beberapa metode pernbelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembeiajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi, (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainva.
Menurut  Abdul Aziz Wahab (2009:83). Metode dapat pula diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif. Dan yang Iebih penting lagi adalah jika metode dapat dianggap sebagai suatu proses yang memungkinkan terjadinya belajar, maka metode tentu akan terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dimaksud pada metode tertentu dapat pula digunakan pada metode mengajar lainnya
Menurut Uno (2008:2), metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Smaldiono yang dikutip oleh Pribadi (2010:42) metode pembelajaran merupakan prosesatau prosedur  yangh digunakan oleh guru atau instruktur untuk mencapai tujuan atau kompetensi
Menurut Suyono dan Hariyanto(2011:18), Metode pembelajaran adalah seluuh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran terrnasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli tersebut, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, vaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengan kata lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.
Dalam memilih metode pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (Suryobroto 1986, diacu dalam solihatin 2007) adalah :
a. Tujuan yang akan dicapai,
b. Bahan yang akan diberikan,
c. Waktu dan perlengkapan yang tersedia,
d. Kemampuan dan banyaknya murid,
e. Kemampuan guru mengajar.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya :
a.       Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.



b.      Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

c.       Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
·         Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
·         Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
·         Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
·         Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
·         Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
·         Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.


d.      Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
·         Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
·         Metode ceramah plus diskusi dan tugas
·         Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

e.       Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
·         Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
·         Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
·         Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
·         Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
·         Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

f.       Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya

.
g.      Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

h.      Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.

i.        Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.

j.        Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

k.      Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.

l.        Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

m.    Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

n.      Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut

2.3. Teknik pembelajaran      
             Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam melaksanakan metode pembelajaran. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Berikut ini beberapa pengertian Teknik Pembelajaran menurut beberapa ahli :
Menurut Taufik (2010:14), teknik pembelaiaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Gerlach dan Ely yang dikutif oleh Uno (2008:2) teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai
Menurut Suyono dan Hariyanto(2011:21), teknik pembelajaran adalah upaya untuk menjamin agar seluruh siswa di dalam kelas diberikan berbagai peluang belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.
Wina Senjaya (2008) memberikan definisi, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifikMenurut Sudrajat (2008 : 1) mengemukakan bahwa teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, dan akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Berdasarkan atas pengertian beberapa pengertian diatas, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Sebagai gambaran, penerapan metode role playing pada kelas yang siswanya memiliki orang tua dengan rata-rata ekonomi tinggi, berbeda teknik perlakuannya terhadap siswa yang orang tuanya dengan rata-rata ekonomi rendah. Juga penerapan metode debat untuk kelas yang tergolong aktif, perlu digunakan teknik yang berbeda dibandingkan dengan kelas yang siswanya pasif. Seorang  guru dapat berganti-ganti teknik pembelajaran walau dalam kerangka metode pembelajaran yang sama.
Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi penentuan teknik pembelajaran di antaranya: situasi kelas, lingkungan, dan kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi yang lain. Teknik pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu : Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Sedangkan Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan- bahan pelajaran bidang studi tertentu.



2.4. Problem Based Learning (PBL)
2.4.1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning merupakan suatu model pengajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik. Masalah autentik dapat diartikan sebagai suatu masalah yang sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan PBL siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mandiri serta meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu, dengan pemberian masalah autentik, siswa dapat membentuk makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan lagi (Nurhadi dalam Rusmiyati, 2007: 12).
Problem Based Learning dikenal dengan nama lain seperti pembelajaran proyek (Proyect-based teaching), pendidikan berdasarkan pengalaman (Experience-based education), pembelajaran autentik (Authentic Learning), dan pembelajaran berakar pada kehidupan nyata (Anchored Instruction).
Dalam pengajaran berdasarkan masalah guru berperan sebagai panyaji, mengadakan dialog, membantu dan memberikan fasilitas penyelidikan. Selain itu, guru juga memberikan dorongan dan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan intelektual siswa. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengajaran berdasarkan masalah adalah pemberian masalah kepada siswa yang berfungsi sebagai motivasi untuk melakukan proses penyelidikan. Di sini guru mengajukan masalah, membimbing dan memberikan petunjuk dalam memecahkan masalah.

2.4.2. Sejarah Problem Based Learning
Program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan PBL di mcmaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar masalah.
Kemudian pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan PBL di Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan (progress test) dan pengenalan keterampilan medik sejak awal dimulainya program pendidikan. Dalam perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara keseluruhan atau sebagian oleh banyak fakultas kedokteran di dunia.

2.4.3. Ciri-ciri Problem Based Learning
Pengajaran berdasarkan masalah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pengajaran berdasarkan masalah diawali dengan guru mengajukan pertanyaan dan masalah yang secara sosial dianggap penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
2.      Terintegrasi dengan disiplin ilmu yang lain
Meskipun PBL berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, dan ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki telah ditentukan secara pasti agar dalam pemecahannya siswa meninjau dari banyak mata pelajaran.
3.      Penyelidikan autentik
PBL menuntut siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
4.      Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya
PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk yang mewakili bentuk pemecahan masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer.
5.      Kerjasama
PBL mempunyai ciri khusus yaitu siswa bekerja sama dalam kelompok kecil. Adapun keuntungan bekerja sama dalam kelompok kecil di antaranya siswa dapat saling memberikan motivasi dalam tugas-tugas kelompok dan dapat mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

2.4.4. Pelaksanaan Problem Based Learning
Pelaksanaan model pengajaran berdasarkan masalah meliputi beberapa tahap antara lain:
1.      Orientasi siswa pada masalah
Guru menyajikan masalah dengan jelas, sehingga memungkinkan siswa untuk terlibat dalam identifikasi masalah. Masalah diajukan oleh guru merupakan masalah yang dalam penyelesaiannya memungkinkan siswa untuk melihat, merasakan dan menyentuh sesuatu yang dapat memunculkan ketertarikan dan memotivasi inkuiri. Orientasi siswa pada masalah menentukan tahap selanjutnya sehingga masalah harus menarik dan menimbulkan rasa ingin tahu.
2.      Mengorganisasi siswa untuk belajar
Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan tingkat kemampuan yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan.
3.      Membimbing penyelidikan individual dan kelompok
Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah secara bebas dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai mereka benar-benar memahami situasi masalahnya. Kemudian siswa mengajukan penjelasan dalam berbagai hipotesis dan pemecahan masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru mendorong semua ide, memerima sepenuhnya ide tersebut dan membetulkan konsep-konsep yang salah.
4.      Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Siswa dituntut untuk menghasilkan sebuah produk baik berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer.
5.      Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu menganalisis proses berpikir siswa, keterampilan penyelidikan dan keterampilan intelektual siswa, kemudian guru menyimpulkan materi pembelajaran.

Jika kita masukkan kedalam bentuk tabel maka sintaks pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) adalah sebagai berikut ini :

Tabel 2.4.4.1 Sintaks Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Fase
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Fase 1.
Orientasi siswa terhadap masalah autentik
Guru menyampaikan tujuan belajar, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi menggunakan kemampuannya memecahkan masalah.
Siswa mendengarkan tujuan belajar yang disampaikan oleh guru dan mempersiapkan logistik yang diperlukan.
Fase 2.
Mengorganisasi siswa dalam belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang diangkat.
Siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang di angkat.
Fase 3.
Membantu siswa secara individual atau kelompok dalam melaksanakan penelitian
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk memperoleh jawaban yang sesuai atas masalah.
Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan berusaha menemukan jawaban atas masalah yang di angkat.
Fase 4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya seperti laporan, video, model-model dan membantunya untuk menyampaikan kepada teman lain.
Siswa merencanakan dan menyiapkan karya, video, dan menyampaikannya pada teman lain.
Fase 5.
Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Guru membantu siswa melakukan refleksi kegiatan penyelidikannya dan proses yang telah dilakukan
Siswa melakukan refleksi kegiatan penyelidikannya dan proses yang dilakukan.


2.5. Pembelajaran Konvensional
2.5.1. Pengertian Pembelajaran Konvensional
Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvesional. Pembelajaran konvensional mempunyai beberapa pengertian menurut para ahli, diantaranya:
Djamarah (1996), metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.
Freire (1999), memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan ber “gaya bank” penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan dihafal.
Menurut Ujang Sukandi (2003), mendefenisikan bahwa pendekatan konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai “pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendekatan konvensional dapat dimaklumi sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensi. Jika dilihat dari tiga jalur modus penyampaian pesan pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan modus telling (pemberian informasi), ketimbang modus demonstrating (memperagakan), dan doing direct performance (memberikan kesempatan untuk menampilkan unjuk kerja secara langsung). Dalam kata lain, guru lebih sering menggunakan strategi atau metode ceramah atau drill dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dair ketuntasannya menyampaikan seluruh meteri yang ada dalam kurikulum.
Seorang guru dituntut untuk menguasai berbagai model-model pembelajaran, dimana melalui model pembelajaran yang digunakannya akan dapat memberikan nilai tambah bagi anak didiknya. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya dari proses pembelajarannya adalah hasil belajar yang optimal atau maksimal. Memang, model pembelajaran konvensional ini tidak harus kita tinggal, dan guru mesti melakukan model konvensional pada setiap pertemuan, setidak-tidaknya pada awal proses pembelajaran dilakukan. Atau kita memberikan kepada anak didik sebelum kita menggunakan model pembelajaran yang akan dipergunakan.

2.5.2. Ciri-ciri Pembelajaran Konvensional
Secara umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah:
-          Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar.
-          Belajar secara individual
-          Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
-          Perilaku dibangun atas kebiasaan
-          Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
-          Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran
-          Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
-          Interaksi di antara siswa kurang
-          Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.


2.6. Perbandingan Antara Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan Pembelajaran Konvensional
Sebenarnya setiap cara penyampaian suatu pembelajaran memiliki kelemahannya masing-masing. Namun hal itulah yang hendaknya harus diatasi dengan memadukan antara kelebihan yang satu dengan kelebuhan yang lain. Sehingga dapat ditemukan cara penyampaian suatu pembelajaran yang baik dan mampu dicerna oleh peserta didik.

Problem Based Learning
Konvensional
Kelebihan
Kelebihan
-          Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas
-          Mendorong peserta didik melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain.
-          Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri. Hal ini memungkinkan peserta didik menjelaskan dan membangun pemahamannya sendiri mengenai fenomena tersebut.
-          Membantu peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri. Bimbingan pendidik kepada peserta secara berulang-ulang, mendorong dan mengarahkan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian masalah mereka sendiri. Dengan begitu peserta didik belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri dalam hidupnya kelak.
-          Berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain, dengan penyampaian dari pendidik yang memiliki keahlian di bidang yang di ajarkan.
-          Menyampaikan informasi dengan cepat. Di karenakan pendidik secara langsung memberikan pemahaman kepada peserta didik.
-          Membangkitkan minat akan informasi, adanya keinginan peserta didik untuk bertanya kepada pendidik.
-          Mengajari peserta didik yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan.
-          Mudah digunakan dalam proses belajar mengajar.

Kekurangan
Kekurangan
-          Kondisi kebanyakan sekolah tidak kondusif untuk pendekatan PBL. Dalam pelaksanaannya, PBL memerlukan sarana dan prasarana yang tidak semua sekolah memilikinya. Sebagai contoh, banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium cukup memadai untuk kelengkapan pelaksanaan PBL.
-          Pelaksanaan PBL memerlukan waktu yang cukup lama. Standar 40-50 menit untuk satu jam pelajaran yang banyak dijumpai di berbagai sekolah tidak mencukupi standar waktu pelaksanaan PBL yang melibatkan aktivitas peserta didik di luar sekolah.
-          Model PBL tidak mencakup semua informasi atau pengetahuan dasar. Peserta didik tidak dapat memperoleh pemahaman materi secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena standar satu jam pelajaran di sekolah yang tidak mencukupi untuk pelaksanaan PBL.
-          Tidak semua peserta didik memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan. Terkadang peserta didik akan merasa jenuh terhadap kegiatan belajar yang dilakukan.
-          Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar peserta didik tetap tertarik dengan apa yang dipelajari
-          Peserta didik tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu, hal ini dikarenakan peserta didik tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran dan cenderung bersifat pasif.
-          Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas dan daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.
.




BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan atas pembahasan diatas, maka kesimpulan yang dapat ditarik pada pembahasan tersebut adalah :
1.      Pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.      Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3.      Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
4.      Perbedaan antara Problem Based Learning dengan Pembelajaran Konvensional adalah pada Problem Based Learning, pembelajaran berpusat pada peserta didik, dimana guru sebagai fasilitator dengan memberikan suatu masalah yang harus diselesaikan oleh peserta didik dengan kemampuan maupun nalar mereka melalui kompetensi yang mereka miliki, sedangkan Pembelajaran Konvensional dapat dimaklumi sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensi.

3.2. Saran
Sebenarnya setiap penyampaian suatu pembelajaran dengan pendekatan, teknik, metode pembelajaran apapun memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun apabila semuanya mampu dikombinasikan dan diterapkan secara bersama-sama tentunya akan memperudah penyampaian suatu pembelajaran kepada peserta didik sehingga dapat diterima dengan baik.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Dalam http://mkhgfthj.blogspot.com/2012/10/definisi-model-pendekatan-strategi.html. Diakses pada 26 September 2013.
Anonim. TT. Dalam http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/. Diakses pada 25 September 2013.
Anonim. 2012. Dalam http://mi1kelayu.blogspot.com/2012/06/model-pembelajaran-problem-based.html. Diakses pada 26 September 2013.
Anonim. 2021. Dalam http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-metode-dalam-pembelajaran.html. Diakses pada 29 September 2013.
Kholik, Muhammad. 2011. Dalam http://muhammadkholik.wordpress.com /2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/. Diakses pada 27 September 2013.
Riyanti, Sin. 2012. Dalam http://sin-riyanti.blogspot.com/2012/10/pembelajaran-konvensional_5536.html. Diakses pada 27 September 2013.
Sekai, Furaha. 2011. Dalam http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/06/pembelajaran-konvensional/. Diakses pada 27 September 2013.
Widyanto, Putu.2011. Dalam  http://putuwidyanto.wordpress.com/2011/01/14/ pembelajaran-konvensional/. Diakses pada 25 September 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar